Cari Blog Ini

Minggu, 19 September 2010

Pengaruh Ibadah Sebagai Hypnotherapy Diri

I. IBADAH

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

Dalam Al-Qur'an

“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-58]

Ibadah bagi umat Islam, telah menjadi rutinitas sehari-hari yg tidak bisa ditinggalkan. Ada yg sekedar menggugurkan kewajiban, ada juga yang telah menjadi kebutuhan. Sebenarnya Efek Ibadah selain sebuah kewajiban kita kepada sang Khaliq, juga memiliki efek penyembuhan baik fisik maupun psikis. Lebih dari 300 temuan ilmiah menunjukkan nilai medis dari keterikatan kepada agama (meliputi kehadiran pada peribadatan, Sembahyang, mempelajari kitab suci, dan peran serta aktif pada komunitas spiritual). Manfaat yang dirasakan termasuk meningkatnya kemampuan mencega dan mengatasi gangguan mental (seperti depressi, hasrat bunuh diri dan kecemasan), penyakit medis dan operasi (contoh; serangan jantung, cancer), dan ketergantugan, penghilangan rasa sakit dan ketidakberdayaan; dan kemampuan bertahan hidup . Ditemukan pula tindakan spiritual (contoh : do’a , dan psikoterapi berbasis agama) meningkatkan kemampuan untuk bangkit dalam penyembuhan.( Dale Matthews:, 2000).

Hal menarik lain yang ditemukan pada studi yang dilakukan di Allama Iqbal Medical College, Lahore, tentang Efek ‘Shalat Tahajjud dalam mengatasi depressi. Pada studi ini grup eksperimen melakukan membaca Quran, dan berdzikir, sedangkan group lainna diminta elakukan tugas-tugas rumah. Hamilton Depression Rating Scale digunakan untuk mengukur hasilnya . Menakjubkan 25 dari 32 pasien pada kelompok eksperimen memperlihatkan penyembuhan dari keadaan depressi. Di kelompok control menunjukkan tidak ada perubahan (Najati &.Loewenthal: 2000). Keteraturan melakukan shalat berakibat kepada kestabilan emosi (Ade Irma, 2003)

Studi lain yang dilakukan oleh Asep Haerul Gani (1993) dan Emo Kastama (1994) di Pondok Pesantren Suryalaya menunjukkan bahwa ritual wudhu, mandi tawbat, shalat wajib, shalat sunat, shalat tahajjud, dzikir Jahar , dzikir khofiy dan do’a mempunyai efek penyembuhan. Gina
Adisthie Pramono (2003) menemukan intensitas dzikir berhubungan dengan kematangan emosi. Muhammad Iqbal (2003) menemukan pula bahwa aktifitas Dzikrul Maut memberi pengaruh terhadap berkembagnya sikap positif, mempunyai optimisme dalam hidup, dan
memiliki tanggung jawab social.

Efek terapeutik dari ibadah tersebut dapat ditelusuri antara lain dengan mencoba membandingkan proses yang dialami seseorang yang sedang menjalankan ibadah dengan seorang klien yang menjalani hypnotherapy. Seorang yang menalankan ibadah , ia akan masuk ke dalam keadaan single focus, berfokus tunggal pada sang pencipta, semakin ia masuk ke keadaan ini, maka perlahan-lahan ia mulai merasakan ketenangan, nafas semakin melambat dan ritmis, pikiran semakin focus, gelombang otak perlahan turun dari Betha ke Alpha bahkan ke Teta. Keadaan seperti ini dalam hypnotherapy adalah termasuk keadaan hypnotic atau trance yang merupakan prakondisi untuk pembelajaran unconscious.

II. Hypnotherapy

Hypnosis adalah kata yang mengundang beragam respons. Sikap orang terhadap kata hypnosis menggambarkan struktur pengalamannya. Hypnosis adalah fenomena alamiah sekaligus fenomena ilmiah. Sebagai fenomena alamiah ia ada seumur manusia, ia kita alami setiap hari, meskipun selama ini kita tidak menyadari bahwa itu namanya Hypnosis. Hypnosis juga fenomena ilmiah, ia telah dipelajari sejak lama dan dimanfaatkan untuk pengembangan diri manusia sejak lama. Istilah Hypnosis merupakan kependekan dari Neurohypnosis (Neuro=Syaraf, Hypnos=Dewa Tidur) diperkenalkan pertama kalinya oleh James Braid, seorang dokter ahli medis yang menjalankan kegiatan operasi dan melakukan proses kekebalan (anaestesi) hanya dengan mengunakan kekuatan kata. Pada awalnya Braid, sang dokter menyangka bahwa ada kinerja syaraf di otak yang tidur sehingga tubuh mampu merasakan kekebalan sekalipun mengalami tindakan operasi. Di kemudian hari, Braid meralat nama temuannya dan memperkenalkan nama Neurophnology, akan tetapi istilah Hypnosis sudah kadung sohor. Hypnotherapy adalah terapi yang memanfaatkan hypnosis. Secara umum prosedur penanganan terapi menggunakan hypnosis adalah :

1. Membina hubungan dengan klien/Atau diri sendiri
2. Melakukan diagnosa dan menentukan keadaan yang diinginkan terjadi pada diri
3. Penjelasan mengenai hypnosis dan Inform Concent
4. Membimbing diri untuk masuk kekeadaan yang tenang, fokus dan trance (Induksi)
5. Membimbing diri untuk melakukan pembelajaran / penyembuhan dengan kata-kata (Sugesti)
6. Mengembalikan diri ke keadaan normal

III. Ibadah sebagai Hypnotherapy

Tujuan penciptaan manusia dan jin adalah untuk mengabdi kepada Allah (Al-Quran: Adz-Dzaariyaat : 56-58). Keikhlasan yang berarti melakukan segala sesuatu dengan tujuan Allah itu sendiri adalah sebagai keutamaan . Keikhlasan adalah menjadi tema sentral, manusia dibimbing untuk melepaskan diri dari kelekatan kepada dirinya dan hal di luar dirinya sehingga membebaskan dirinya menuju Allah. Ibadah atau pengabdian dalam Islam ditunjukkan cara dan langkahnya oleh Muhammad bin Abdullah SAW. Setiap ragkaian ibadah mengharuskan satunya jismani, nafsani dan ruhani. Pengabdian ini dinyatakan dalam bentuk itiqad dalam hati, ucapan di lidah dan gerak laku. Hadis Qudsi menyatakan “Hai Anak Adam, Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu – Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan aku bendun kemiskinanmu. Bila tidak engkau perbuat, AKu penuhi tanganmu dengan kesibukan sementara tidak kubendung kemiskinanmu” (Al Arabi, 1994)

3.1. Dzikir

Dzikir dalam bahasa Arab artinya mengingat. Mengingat Allah atau dzikrullah merupakan hal yang perlu dilakukan manusia untuk kepentingan manusia sendiri, yaitu ia diingat sang pencipta
(QS Al BAqarah:152) mendapatkan hati yang tenteram (QS Ar Ra’d:28) memperoleh keuntungan (QS Al Jumuah:10). Sejumlah hadis Qudsi memandang Dzikir sebagai bentuk syukur, bentuk persahabatan antara makhluk dan khalik, Dzikir dapat dilakukan dengan beragam cara. Dzikir dapat dilakukan dengan meneguhkan hati untuk selalu menggetarkan IsmuDzat “Allah- Allah-Allah”. Dzikir dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada melisankan kalimatkalimat yang membesarkan Allah. Dzikir dapat dilakukan dengan memfokuskan perhatian dan pikiran pada gerakan tubuh dan ujaran. Dzikir dapat dilakukan dengan hati, dzikir dapat dilakukan dengan lisan dan dzikir dapat pula dilakukan dengan seluruh gerak tubuh. Pada dasarnya semua kegiatan pengabdian adalah kegiatan dzikir, sehingga dapat dikatakan kegiatan ritual yang kehilangan unsure dzikirnya maka ia batal dengan sendirinya. Dzikir denganberbagai bentuknya nyata merupakan bentuk latihan pikiran untuk fokus hanya kepada satu hal, yaitu mengingat Allah.Semakin keadaan fokus ini diperoleh, keadaan tenang, nyaman dapat diperoleh dengan sendirinya . Bahkan dalam majlis-majlis dzikir, semakin masuk seseorang ke dalam dzikirnya, ia menunjukkan tanda-tanda trance seperti denyut nadi melambat, pernapasan berubah, nyaman dan relaks, refleks, perubahan pada mata / menutup mata, tubuh tidak mampu bergerak, Catalepsy, perubahan mutu suara, perubahan indra, otot,
tubuh, ilusi pada tubuh, time distortion (Asep Haerul Gani, 1993). Dzikir yang dilakukan dengan baik , tidak hanya menenangkan juga memberikan efek kepada penyembuhan tubuh (Indra Purwa, 2004)

3.2. Wudhu

Wudhu adalah bagian dari kegiatan bersuci dan merupakan perintah Allah. Kedudukan wudhu sama pentingnya dengan kedudukan Shalat. Perintah berwudhu turun bersamaan dengan perintah wajib shalat. "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki."(Q.S. Al-Maidah : 6). Wudhu adalah bagian dari perilaku menyucikan diri. Dalam Al Quran, bersuci dipandang sederajat dengan perilaku mendekatkan diri kepada Ilahi. “...sesungguhnya Allah SWT menyukai orang - orang yang bertaubat dan orang - orang yang mensucikan diri.". (Al- Baqarah ;222) Wudhu yang dicontohkan oleh Nabi yang pada setiap gerakan seluruh anggota badan focus pada merasakan aliran air dan hati yang tertuju kepada Ilahiy . Fokusnya perhatian kepada aliran air yang membasuh telapak tangan, rongga mulut dan gigi, hidung, wajah, kepala, telinga, kaki hingga telapak kaki membawa tubuh masuk ke keadaan yang lebih relaks, nyaman dan tenteram. Wudhu yang sempurna dilakukan dengan memadukan wudhu dhohir dan wudhu bathin dengan hati yang selalu mengingatNya. Hadits yang diriwayatkan al Daruqutni dan al Baihaqi “Wudhunya orang yang dzikir kepada Allah menyucikan seluruh adannya dan bila tidak berdzikir, hanya menyucikan anggota badannya saja” (M.Samba Nasir, 2005)

bersambung gan kepanjangan nih ....

I. IBADAH Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah: 1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya. 2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. 3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Dalam Al-Qur'an “Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-58] Ibadah bagi umat Islam, telah menjadi rutinitas sehari-hari yg tidak bisa ditinggalkan. Ada yg sekedar menggugurkan kewajiban, ada juga yang telah menjadi kebutuhan. Sebenarnya Efek Ibadah selain sebuah kewajiban kita kepada sang Khaliq, juga memiliki efek penyembuhan baik fisik maupun psikis. Lebih dari 300 temuan ilmiah menunjukkan nilai medis dari keterikatan kepada agama (meliputi kehadiran pada peribadatan, Sembahyang, mempelajari kitab suci, dan peran serta aktif pada komunitas spiritual). Manfaat yang dirasakan termasuk meningkatnya kemampuan mencega dan mengatasi gangguan mental (seperti depressi, hasrat bunuh diri dan kecemasan), penyakit medis dan operasi (contoh; serangan jantung, cancer), dan ketergantugan, penghilangan rasa sakit dan ketidakberdayaan; dan kemampuan bertahan hidup . Ditemukan pula tindakan spiritual (contoh : do’a , dan psikoterapi berbasis agama) meningkatkan kemampuan untuk bangkit dalam penyembuhan.( Dale Matthews:, 2000). Hal menarik lain yang ditemukan pada studi yang dilakukan di Allama Iqbal Medical College, Lahore, tentang Efek ‘Shalat Tahajjud dalam mengatasi depressi. Pada studi ini grup eksperimen melakukan membaca Quran, dan berdzikir, sedangkan group lainna diminta elakukan tugas-tugas rumah. Hamilton Depression Rating Scale digunakan untuk mengukur hasilnya . Menakjubkan 25 dari 32 pasien pada kelompok eksperimen memperlihatkan penyembuhan dari keadaan depressi. Di kelompok control menunjukkan tidak ada perubahan (Najati &.Loewenthal: 2000). Keteraturan melakukan shalat berakibat kepada kestabilan emosi (Ade Irma, 2003) Studi lain yang dilakukan oleh Asep Haerul Gani (1993) dan Emo Kastama (1994) di Pondok Pesantren Suryalaya menunjukkan bahwa ritual wudhu, mandi tawbat, shalat wajib, shalat sunat, shalat tahajjud, dzikir Jahar , dzikir khofiy dan do’a mempunyai efek penyembuhan. Gina Adisthie Pramono (2003) menemukan intensitas dzikir berhubungan dengan kematangan emosi. Muhammad Iqbal (2003) menemukan pula bahwa aktifitas Dzikrul Maut memberi pengaruh terhadap berkembagnya sikap positif, mempunyai optimisme dalam hidup, dan memiliki tanggung jawab social. Efek terapeutik dari ibadah tersebut dapat ditelusuri antara lain dengan mencoba membandingkan proses yang dialami seseorang yang sedang menjalankan ibadah dengan seorang klien yang menjalani hypnotherapy. Seorang yang menalankan ibadah , ia akan masuk ke dalam keadaan single focus, berfokus tunggal pada sang pencipta, semakin ia masuk ke keadaan ini, maka perlahan-lahan ia mulai merasakan ketenangan, nafas semakin melambat dan ritmis, pikiran semakin focus, gelombang otak perlahan turun dari Betha ke Alpha bahkan ke Teta. Keadaan seperti ini dalam hypnotherapy adalah termasuk keadaan hypnotic atau trance yang merupakan prakondisi untuk pembelajaran unconscious. II. Hypnotherapy Hypnosis adalah kata yang mengundang beragam respons. Sikap orang terhadap kata hypnosis menggambarkan struktur pengalamannya. Hypnosis adalah fenomena alamiah sekaligus fenomena ilmiah. Sebagai fenomena alamiah ia ada seumur manusia, ia kita alami setiap hari, meskipun selama ini kita tidak menyadari bahwa itu namanya Hypnosis. Hypnosis juga fenomena ilmiah, ia telah dipelajari sejak lama dan dimanfaatkan untuk pengembangan diri manusia sejak lama. Istilah Hypnosis merupakan kependekan dari Neurohypnosis (Neuro=Syaraf, Hypnos=Dewa Tidur) diperkenalkan pertama kalinya oleh James Braid, seorang dokter ahli medis yang menjalankan kegiatan operasi dan melakukan proses kekebalan (anaestesi) hanya dengan mengunakan kekuatan kata. Pada awalnya Braid, sang dokter menyangka bahwa ada kinerja syaraf di otak yang tidur sehingga tubuh mampu merasakan kekebalan sekalipun mengalami tindakan operasi. Di kemudian hari, Braid meralat nama temuannya dan memperkenalkan nama Neurophnology, akan tetapi istilah Hypnosis sudah kadung sohor. Hypnotherapy adalah terapi yang memanfaatkan hypnosis. Secara umum prosedur penanganan terapi menggunakan hypnosis adalah : 1. Membina hubungan dengan klien/Atau diri sendiri 2. Melakukan diagnosa dan menentukan keadaan yang diinginkan terjadi pada diri 3. Penjelasan mengenai hypnosis dan Inform Concent 4. Membimbing diri untuk masuk kekeadaan yang tenang, fokus dan trance (Induksi) 5. Membimbing diri untuk melakukan pembelajaran / penyembuhan dengan kata-kata (Sugesti) 6. Mengembalikan diri ke keadaan normal III. Ibadah sebagai Hypnotherapy Tujuan penciptaan manusia dan jin adalah untuk mengabdi kepada Allah (Al-Quran: Adz-Dzaariyaat : 56-58). Keikhlasan yang berarti melakukan segala sesuatu dengan tujuan Allah itu sendiri adalah sebagai keutamaan . Keikhlasan adalah menjadi tema sentral, manusia dibimbing untuk melepaskan diri dari kelekatan kepada dirinya dan hal di luar dirinya sehingga membebaskan dirinya menuju Allah. Ibadah atau pengabdian dalam Islam ditunjukkan cara dan langkahnya oleh Muhammad bin Abdullah SAW. Setiap ragkaian ibadah mengharuskan satunya jismani, nafsani dan ruhani. Pengabdian ini dinyatakan dalam bentuk itiqad dalam hati, ucapan di lidah dan gerak laku. Hadis Qudsi menyatakan “Hai Anak Adam, Luangkanlah waktumu untuk beribadah kepadaKu – Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan aku bendun kemiskinanmu. Bila tidak engkau perbuat, AKu penuhi tanganmu dengan kesibukan sementara tidak kubendung kemiskinanmu” (Al Arabi, 1994) 3.1. Dzikir Dzikir dalam bahasa Arab artinya mengingat. Mengingat Allah atau dzikrullah merupakan hal yang perlu dilakukan manusia untuk kepentingan manusia sendiri, yaitu ia diingat sang pencipta (QS Al BAqarah:152) mendapatkan hati yang tenteram (QS Ar Ra’d:28) memperoleh keuntungan (QS Al Jumuah:10). Sejumlah hadis Qudsi memandang Dzikir sebagai bentuk syukur, bentuk persahabatan antara makhluk dan khalik, Dzikir dapat dilakukan dengan beragam cara. Dzikir dapat dilakukan dengan meneguhkan hati untuk selalu menggetarkan IsmuDzat “Allah- Allah-Allah”. Dzikir dapat dilakukan dengan memusatkan perhatian pada melisankan kalimatkalimat yang membesarkan Allah. Dzikir dapat dilakukan dengan memfokuskan perhatian dan pikiran pada gerakan tubuh dan ujaran. Dzikir dapat dilakukan dengan hati, dzikir dapat dilakukan dengan lisan dan dzikir dapat pula dilakukan dengan seluruh gerak tubuh. Pada dasarnya semua kegiatan pengabdian adalah kegiatan dzikir, sehingga dapat dikatakan kegiatan ritual yang kehilangan unsure dzikirnya maka ia batal dengan sendirinya. Dzikir denganberbagai bentuknya nyata merupakan bentuk latihan pikiran untuk fokus hanya kepada satu hal, yaitu mengingat Allah.Semakin keadaan fokus ini diperoleh, keadaan tenang, nyaman dapat diperoleh dengan sendirinya . Bahkan dalam majlis-majlis dzikir, semakin masuk seseorang ke dalam dzikirnya, ia menunjukkan tanda-tanda trance seperti denyut nadi melambat, pernapasan berubah, nyaman dan relaks, refleks, perubahan pada mata / menutup mata, tubuh tidak mampu bergerak, Catalepsy, perubahan mutu suara, perubahan indra, otot, tubuh, ilusi pada tubuh, time distortion (Asep Haerul Gani, 1993). Dzikir yang dilakukan dengan baik , tidak hanya menenangkan juga memberikan efek kepada penyembuhan tubuh (Indra Purwa, 2004) 3.2. Wudhu Wudhu adalah bagian dari kegiatan bersuci dan merupakan perintah Allah. Kedudukan wudhu sama pentingnya dengan kedudukan Shalat. Perintah berwudhu turun bersamaan dengan perintah wajib shalat. "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku dan sapulah kepalamu serta basuhlah kedua kakimu sampai mata kaki."(Q.S. Al-Maidah : 6). Wudhu adalah bagian dari perilaku menyucikan diri. Dalam Al Quran, bersuci dipandang sederajat dengan perilaku mendekatkan diri kepada Ilahi. “...sesungguhnya Allah SWT menyukai orang - orang yang bertaubat dan orang - orang yang mensucikan diri.". (Al- Baqarah ;222) Wudhu yang dicontohkan oleh Nabi yang pada setiap gerakan seluruh anggota badan focus pada merasakan aliran air dan hati yang tertuju kepada Ilahiy . Fokusnya perhatian kepada aliran air yang membasuh telapak tangan, rongga mulut dan gigi, hidung, wajah, kepala, telinga, kaki hingga telapak kaki membawa tubuh masuk ke keadaan yang lebih relaks, nyaman dan tenteram. Wudhu yang sempurna dilakukan dengan memadukan wudhu dhohir dan wudhu bathin dengan hati yang selalu mengingatNya. Hadits yang diriwayatkan al Daruqutni dan al Baihaqi “Wudhunya orang yang dzikir kepada Allah menyucikan seluruh adannya dan bila tidak berdzikir, hanya menyucikan anggota badannya saja” (M.Samba Nasir, 2005) bersambung gan kepanjangan nih ....

Read

Tidak ada komentar:

Posting Komentar